KERIS Nurse.co.id Berkomitmen Mengembangkan GERDU KOPI HATI


Gerdu kopihati mungkin tidak banyak orang yang mengetahui, namun bagi masyarakat Klakah Kabupaten Lumajang, istilah ini sangatlah familiar. Gerdu Kopihati merupakan akronim dari Gerakan Terpadu Komunitas Peduli ibu hamil resiko tinggi yang menjadi program andalan Puskesmas Klakah dalam merespon kejadian angka kematian ibu. Program ini baru digagas awal tahun 2018 dan memerlukan beberapa penyempurnaan. Kelompok Riset (Keris) Nurse.co.id program studi D3 Keperawatan Unej Kampus Lumajang yang terdiri dari penggiat kesehatan dan aktif di berbagai organisasi seperti Forum Lumajang Sehat (FLS) dan Masyarakat Peduli Kesehatan (MPK) ini menangkapnya sebagai potensi dan bertekad untuk turut mengembangkannya.


8 Agustus 2018 bertempat di ruang pertemuan Puskesmas Klakah, Focus Group Discussion tahap 2 dengan topic Penyusunan modul dihadiri oleh Petugas kesehatan, tokoh masyarakat, kades, kader, dan KMPK. FGD ini merupakan kelanjutan tahap 1 yang telah mematangkan konsep Gerdu Kopihati. Nurul Hayati selaku kordinator keris memimpin jalannya kegiatan. Diawali dengan penyampaian Dashboard pemberdayaan masyarakat, diskusi dengan metode partisipatori dan dilakukan pula Coffee shop serta diakhiri dengan penguatan komitmen yang diwujudkan dalam rumusan RTL.

Dashboard menyajikan beberapa data terkait input-output-luaran kegiatan yang tergolong kategori kuning (data sudah ada namun belum sempurna), hijau (data sudah ada dan lengkap) serta juga ada yang masih merah (belum tersedia). Data yang belum ada ini diantaranya adalah ketersediaan modul untuk kader dalam pendeteksian ibu hamil resiko tinggi. Ada 4 topik bahasan yang diangkat yaitu tentang judul, sistematika isi, pelaksanaan serta materi-materi yang perlu ditampilkan. Peserta FGD dibagi menjadi 2 yaitu kelompok petugas kesehatan, serta kelompok kader/KMPK. Kegiatan berjalan penuh semangat, ide-ide out of the box tersaji dalam bentangan kertas. Tak ada satupun peserta yang melewatkan idenya, semua mencurahkan pemikirannya dalam kertas plano. Diskusi-diskusipun terlontar dengan sangat gayeng. Candaan dan guyonan khas juga tersaji sehingga menambah kehangatan selama proses ini. Berprinsip serius tapi santai  dalam 1 jam setiap kelompok telah menyelesaikan diskusinya.

Diskusi dilanjut dengan model coffee shop yaitu kelompok petugas kesehatan mengunjungi kelompok kader untuk mendengakan paparan hasil pemikirannya.. Kemlompok kaderpun mengunjungi kelompok petugas kesehatan. Saling memberi masukan, saling mengisi dan saling berbagi. Diskusi yang sangat-sangat membangun. MUGIYONO seorang kepala Desa Kudus yang juga mewakili KMPK menyampaikan bahwa setiap penanganan masalah perlu dilakukan musyawarah mufakat, salah satunya seperti yang dilakukan pada hari ini. Kegiatan inipun harus dilakukan monitoring dan evaluasi. Dalam sebuah kegiatan/program perlu adanya cambuk. Monev inilah yang menjadi cambuk bagi kita untuk terus mengawal berjalannya program ini. “KMPK (Komunitas Masyarakat Peduli Kesehatan) merupakan penghubung masyarakat dan puskesmas. Kami siap untuk bersama-sama”, tandasnya.

Rencana tindak lanjut (RTL) dari kegiatan ini adalah penyusunan modul berbasis budaya (dengan sentuhan Madura-pandalunan), pelatihan kader dengan mengundang lintas sector, serta pembinaan kader. Harapannya kegiatan ini juga mendapat dukungan dari pemerintah setempat sehingga DASOLIN (Dana Sosial Bersalin) tiap desa kembali berfungsi, terbentuk 1 desa sebagai pilot project Gerdu Kopihati. (res)
google-site-verification: google2a5e7565e4895ffd.html